Minggu, 24 November 2013

Apa yang kau sebut CINTA adalah apa yang kusebut TIADA



Karena mereka tak memahami diamku
Tak menghiraukan raguku
Dan melukai apa yang aku yakini
Mereka penjahat
Berdandan bak malaikat

Aku hanya tak tahu
Mengapa aku mengalah
Padahal hatiku telah lelah resah
Pertanyaanku kusimpan sendiri
Tanpa diketahui

Namun kini aku tak sanggup
Menyimpannya sendiri lagi
Hanya ada aku dan kamu disini
Maka akan kuungkapkan sekali kali
Apakah kau mengerti janji

Ya, aku tau kau tak mau tau lagi
Tapi tolong dengar rasaku ini
Sekali lagi

Aku pernah, Mencintai tapi tak dapat memiliki
Aku pernah, Mencintai yang telah dimiliki
Aku pernah, Mencintai pada apa yang tak kutauhi
Aku pernah, Mencintai apa yang  tak mereka pahami
Aku pernah, Mencintai yang jelas tak bisa kembali
Aku pernah, Mencintai yang melukaiku sendiri

Bahkan,
Aku juga pernah, Hanya mencintai diriku sendiri
Aku hanya tak pernah…mencintai dan dicintai apa yang mencintaiku
Sesederhana itu

oleh: Nafiisa Icha

Minggu, 17 November 2013

Ilusi (basi karena termakan janji)

Aku ingin sepi...sendiri
Layaknya gugusan bintang malam kesepian
Aku ingin disini 
Menjumput ketiadaan batas...angan

Adakah batas dari angan?

Kuiringi kau ke batasnya
Tapi kau bergeming tak bernyawa
Aku ini kau anggap apa

Haruskah aku meraung iri?

Pada apa yang kau sebut janji
Di tengah badai dalam hati
Dalam perihnya ombak yang tak terbendung lagi

Kau ini apa?

Berpijak pada debu di atas angan
Menghilang di tengah api kebencian
Tersulut karena tak menghargai beda

Luluh melebur luka dalam nyawa

Dua suara dalam satu jiwa
Berani menerima
Berani memiliki

Kau ini siapa?

Berjanji-janji dengan diri-ku sendiri 
Yang kini rapuh tak berani
Padahal nyatanya kau hanya sebuah
ILUSI

(oleh: Nafiisa Icha)


Puisi ini bukan untuk siapa-siapa bukan untuk kamu, dia, apalagi mereka. Terinspirasi dari film Ada Apa Dengan Cinta, Buku The Hunger Games: Catching Fire, dan musim hujan sekarang.